Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp RakyatNTT.ID
+ Gabung
KONFLIK antara mertua dan menantu kerap menjadi pemicu utama perceraian dalam rumah tangga. Meski pada dasarnya setiap pernikahan pasti menghadapi ujian, tak sedikit pasangan yang memutuskan bercerai karena tidak sanggup menghadapi tekanan relasi keluarga besar.
Namun menurut Shofiy Yusro, S.Psi, seorang konselor pernikahan, sebelum seseorang mengambil keputusan akhir untuk bercerai, sangat penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kesiapan diri dan dampaknya.
8 Pertimbangan Sebelum Bercerai yang Harus Dipikirkan Matang
Berikut ini adalah 8 poin penting yang disarankan untuk ditelaah secara jujur dan objektif sebelum memutuskan mengakhiri pernikahan:
1. Apakah Usaha Maksimal Sudah Dilakukan?
- Sudahkah membuka komunikasi secara jujur dan tenang?
- Pernahkah mengikuti konseling pernikahan?
- Apakah sudah melibatkan mediator keluarga yang adil?
- Apakah keputusan ini dibuat saat tenang, bukan saat marah?
2. Dampak Terhadap Anak
- Mana yang lebih baik untuk anak: melihat orangtuanya terus bertengkar, atau berpisah secara damai?
- Siapa yang akan bertanggung jawab atas hak asuh dan waktu kunjung?
- Apakah cinta kedua orangtua tetap hadir meski tak lagi serumah?
3. Kesiapan Finansial
- Sudahkah menghitung kemampuan untuk hidup mandiri pasca cerai?
- Apakah ada kejelasan mengenai pembagian harta dan nafkah anak?
4. Kesehatan Mental dan Emosional
- Apakah perceraian akan membawa ketenangan atau justru memperburuk kondisi mental?
- Siapkah menghadapi kesepian, kehilangan, dan stigma sosial?
- Apakah sudah mencari dukungan profesional atau spiritual?
5. Komitmen dan Nilai Agama
- Apakah pernikahan memang sudah tidak bisa diperbaiki secara syar’i?
- Apakah sudah melakukan istikharah dan meminta petunjuk Tuhan?
- Percayakah bahwa ini jalan terbaik, bukan hanya pelarian sesaat?
6. Persiapan Hukum dan Hak-Hak
- Apakah memahami alur proses hukum perceraian di Pengadilan?
- Tahu hak atas anak, nafkah, dan harta bersama?
- Siap menjalani proses yang bisa jadi panjang dan emosional?
7. Dukungan Sosial
- Apakah memiliki support system yang siap mendampingi secara emosional dan praktis?
- Apakah siap menghadapi komentar orang dan tekanan sosial dari lingkungan?
8. Apakah Ini Keputusan yang Bijak atau Pelarian Emosional?
- Apakah ini upaya menyelamatkan masa depan, atau hanya reaksi dari kelelahan sesaat?
- Apakah pasangan benar-benar tidak berubah dan toksik, atau hubungan masih bisa diperbaiki?
Perceraian bukan Sekadar Pilihan, tapi Konsekuensi Jangka Panjang
Konflik dalam rumah tangga, termasuk dengan mertua atau ipar, memang bisa menjadi ujian berat. Namun putusan untuk bercerai bukanlah solusi cepat, melainkan langkah besar yang harus dilalui dengan pertimbangan matang.




WA Channel
Ikuti Kami
Subscribe
Tinggalkan Balasan