So’E, RakyatNTT.ID Pantai Kolbano, yang pernah menjadi ikon wisata kebanggaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kini menghadapi masa suram.

Kondisi terkini pantai yang terletak di Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) itu sangat memprihatinkan. Kondisinya kotor, tak terurus, dan rawan pungutan liar.

Pantauan langsung RakyatNTT.ID pada Rabu, 16 Juli 2025 menunjukkan bahwa daya tarik pantai ini semakin memudar. Meski berada di jalur strategis Trans Selatan Timor, kini hanya menjadi tempat istirahat sejenak bagi pengendara yang melintas ke Kabupaten Malaka.

Toilet yang rusak di Pantai Kolbano. (Foto: Dok. RakyatNTT.ID)

Pungutan tanpa Karcis: Rp5.000 hingga Rp10.000 Per Kendaraan

Ironisnya, meskipun tidak ada pengelolaan resmi, retribusi tetap diberlakukan secara liar oleh warga lokal, terutama anak-anak yang muncul saat pengunjung hendak meninggalkan lokasi.

“Bayar Rp5.000 untuk motor, Rp10.000 untuk mobil, mama yang biasa bersihkan pantai,” ujar salah satu anak yang menagih retribusi tanpa karcis.

Tak ada loket resmi, tak ada petugas pariwisata, dan tidak ada transparansi pengelolaan dana. Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang tata kelola dan pengawasan pemerintah daerah terhadap potensi wisata yang terbengkalai.

Fasilitas Rusak, Sampah Menggunung

Kerusakan parah juga terlihat di seluruh area pantai. Sampah berserakan tanpa tempat pembuangan yang memadai. Lopo-lopo rusak dengan atap daun lontar yang hancur. Toilet umum tak bisa dipakai karena bangunan rusak berat. Selain itu, pagar pembatas pantai ambruk tanpa perbaikan.