Kupang, RakyatNTT.ID Sejumlah akademisi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menilai arah kebijakan energi nasional di bawah kepemimpinan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, terutama dalam mendorong transisi menuju energi hijau dan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Prof. David Pandie: Arah Kebijakan Energi Sudah Benar, Perlu Komunikasi Publik yang Jelas

Prof. Dr. David B. W. Pandie, pakar kebijakan publik Universitas Nusa Cendana (Undana), menilai target energi hijau yang dicanangkan pemerintah ambisius namun realistis, asalkan disertai desain implementasi yang terukur.

“Kebijakan pemerintah sudah ke arah yang benar, tapi desain implementasinya perlu dikomunikasikan lebih jelas ke publik — apa yang dilakukan setiap tahap, dan indikator keberhasilannya,” ujar Prof. David dalam Diskusi Kebijakan Publik Energi bertajuk “Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran dari Sudut Pandang Energi” di Kupang, Senin (3/11/2025).

Menurutnya, ada dua langkah penting mendukung swasembada energi nasional:

  • Edukasi publik mengenai krisis energi dan pentingnya penggunaan energi secara bijak agar subsidi tepat sasaran.
  • Kolaborasi perguruan tinggi dalam riset dan inovasi EBT berbasis potensi lokal.

“Ilmu kita harus kuat untuk hasilkan EBT sesuai kondisi daerah. NTT punya potensi panas bumi besar, tapi belum ada program studi khusus. SDM dan riset energi harus diperkuat agar transisi energi berjalan cepat,” tambahnya.

Prof. Fredrik Benu: NTT Siap Jadi Pusat Energi Baru Terbarukan Nasional

Pakar energi Undana, Prof. Fredrik L. Benu, menegaskan bahwa NTT siap menjadi salah satu pusat suplai EBT nasional untuk mendukung agenda Asta Cita.