Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp RakyatNTT.ID
+ Gabung
Jakarta, RakyatNTT.ID — Harga Bitcoin kembali melemah dalam 24 jam terakhir, turun hampir 1 persen ke kisaran USD 106.913 atau sekitar Rp1,69 miliar, menurut data CoinMarketCap.
Penurunan ini memperpanjang tren pelemahan mingguan Bitcoin hingga lebih dari 5 persen, mencerminkan tekanan besar di pasar aset digital global.
Faktor Penyebab Turunnya Harga Bitcoin
Menurut analis, penurunan harga Bitcoin dipengaruhi oleh ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, serta tekanan terhadap bank-bank regional AS seperti Zions Bank dan Western Alliance.
Kondisi tersebut membuat investor global menghindari aset berisiko seperti kripto dan beralih ke aset aman (safe haven), salah satunya emas, yang kini melonjak ke level USD 4.312 per ons.
Dampaknya, aliran dana keluar dari ETF Bitcoin spot mencapai USD 536 juta, menandakan penurunan minat institusional terhadap aset digital utama ini.
Tekanan di Pasar Derivatif Kripto
Selain faktor makroekonomi, tekanan juga datang dari pasar derivatif.
Pada Jumat (17/10), terjadi likuidasi besar-besaran senilai USD 1,23 miliar, dengan posisi long Bitcoin mencapai USD 453 juta.
Total open interest turun 4,8 persen menjadi USD 996 miliar, menandakan berkurangnya aktivitas spekulatif di pasar kripto global.
The Fed jadi Penentu Arah Selanjutnya
Beberapa analis menilai, keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada 30 Oktober 2025 berpotensi menjadi titik balik bagi pasar kripto.




WA Channel
Ikuti Kami
Subscribe