Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp RakyatNTT.ID
+ Gabung
Jakarta, RakyatNTT.ID – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat tipis pada awal perdagangan hari ini, Senin (30/6/2026), setelah libur panjang akhir pekan lalu.
Berdasarkan data Refinitiv, rupiah menguat 0,06% ke posisi Rp16.190/US$1 pada pembukaan pasar. Penguatan ini sejalan dengan melemahnya indeks dolar AS (DXY) yang turun 0,25% ke level 97,15 pada pukul 09:00 WIB.
Pekan Lalu Rupiah Menguat 1,10%
Pada pekan sebelumnya, rupiah juga mencatatkan penguatan signifikan sebesar 1,10%, ditopang koreksi DXY sebesar 1,32%. Pelemahan dolar AS ini tidak lepas dari beberapa faktor eksternal yang menguntungkan mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sentimen Global Membaik Dorong Kepercayaan Investor
Beberapa faktor eksternal turut memengaruhi:
- Meredanya konflik di Timur Tengah
- Kesepakatan dagang AS-China akhir pekan lalu
- Laporan PCE AS menunjukkan penurunan pendapatan dan belanja konsumen bulan Mei
- Inflasi tetap tinggi, tetapi tak sejalan dengan pertumbuhan harga
Faktor-faktor tersebut memicu peningkatan kepercayaan investor terhadap emerging market, mendorong aliran dana masuk ke negara berkembang seperti Indonesia, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan terhadap rupiah.
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga oleh The Fed
Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan pasar mulai memprediksi peluang sebesar:
- 67% The Fed akan memotong suku bunga pada September 2026
- 19% peluang pemangkasan lebih cepat di Juli 2026
Ekspektasi ini melemahkan dolar AS dan menjadi angin segar bagi rupiah dan pasar negara berkembang lainnya.
Outlook Rupiah Positif, Tapi Tetap Waspada Volatilitas
Jika sentimen positif ini bertahan dan capital inflow terus meningkat, rupiah berpotensi menguat lebih lanjut. Namun, pelaku pasar tetap diimbau waspada terhadap potensi gejolak eksternal lain yang bisa memicu volatilitas nilai tukar. (*/rnc)




WA Channel
Ikuti Kami
Subscribe
Tinggalkan Balasan